Pernyataan itu terungkap dalam pertemuan tiga ratus ilmuwan, pembuat kebijakan dan pengamat ekonomi pada acara yang diselenggarakan Canadian Water Network (CWN) di Ottawa, Jepang, sebagai bagian dari Hari Air Sedunia pada 22 Maret.
Mereka menegaskan perlunya solusi baru untuk mengatasi kekurangan air yang mengancam masyarakat, pertanian, dan industri.
Bidang pertanian yang membutuhkan 71% pasokan air dipastikan akan mengalami keterpukulan berat sehingga mempengaruhi produksi pangan. Demi mengisi kesenjangan jumlah air di dunia, diperlukan langkah maksimal yang memakan biaya sekitar 124 miliar poundsterling (Rp1.736 triliun).
“Kita membutuhkan solusi terhadap sesuatu yang dengan mudah dianggap sebagai tantangan kemanusian terbesar jangka pendek,” kata direktur CWN sekaligus wakil ketua World Economic Forum Global Agenda Council on Water Security, Dr. Catley-Carlson.
"Masyarakat juga harus mempertimbangkan ‘air virtual’ yang digunakan dalam proses pertanian dan industri," ungkap Nicholas Parker, ketua konsultan teknologi lingkungan internasional Cleantech Group.
Air virtual merupakan sejumlah air yang dibutuhkan untuk proses produksi. Manufaktur desktop computer, misalnya, membutuhkan 1,5 ton air. Selain itu, satu buah celana denim membutuhkan enam ton air, satu kilogram gandum perlu satu ton air dan satu kilogram ayam membutuhkan 3-4 ton air.
0 komentar:
Posting Komentar