Hallo Teman-teman Semua Apa Kabarnya? Kunjungi terus dan Tinggalkan Komentar membangun yia di Blog Aku! :) :)

TUTUP BOTOL PUN HARUS HALAL :) :)



Tutup botol memang tampak spele. Tetapi ia memiliki fungsi penting untuk melindungi minuman dan bersentuhan langsung dengan minuman. Pernahkan Anda terpikir bahwa minuman yang Anda konsumsi, tidak hanya minumannya yang halal tetapi juga tutup botolnya?

Mungkin selama ini tak terpikirkan oleh kita bahwa ternyata tutup botol memiliki fungsi penting. Tutup botol yang merupakan bagian dari produk berfungsi menglindungi dan kontak langsung dengan produk. Bagi produk halal tentulah hal tersebut menjadi sangat penting, sebab jika tutup botol terbuat dari bahan-bahan yang tidak halal maka minuman tersebut akan menjadi tak halal pula.

Pada tutup botol terdapat dua bahan yang yaitu FVC yang berupa bantalan putih dan tutup kaleng. Salah satu produsen tutup botol yang peduli akan hal ini adalah PT Ancol Terang (ATP). Produk FVC dari ATP telah disertifikasi pada bulan Oktober 2009 lalu, sedangkan pada tahun 2011 produk yang memproduksi metal packaging ini juga akan mendapatkan sertifikat halal untuk keseluruhan produknya.

"Meskipun kami memproduksi produk kemasan, tetapi karena kemasan kontak langsung dengan makanan dan minuman, maka kami pun merasa harus punya andil dalam menjaga kehalalan produk tersebut," ujar Judi S. Tjokronolo, Group General Manager Sales & Marketing ATP.

Sebagai bentuk konsistensi menjaga kehalalan produk PT ATP juga juga serius dalam hal ini. Terbukti mereka telah menerapkan dan mengimplementasikan Sistem Jaminan Halal (SJH) dan memperoleh nilai 'A'. Dimana proses dalam menjaga kehalalan produk tersebut tidak mudah, karena mencakup berbagai lini produksi seperti Product Development, Purchasing, QC, Store, Proses Produksi, dan Store.

Kini sebagai produsen FVC pertama dan satu-satunya yang telah disertifikasi halal, ATP semakin percaya diri melangkah ke pasar baik dalam maupun luar negeri.

BROKOLI RASA ROOT BEER ... ???



Kenapa ya makanan yang pahit justru baik buat kesehatan? Rasa agak pahit pula yang bikin orang menghindari sayuran tertentu juga obat-obatan. Bagaimana kalau brokoli dan kailan rasanya seperti root beer? Maukah Anda memakannya?

Sayuran dengan rasa agak pahit seperti kailan, brokoli, pare dan bayam sering dihindari orang. Padahal sayuran tersebut mengandung nutrisi yang bagus buat tubuh. Karena itulah ilmuwan yang meneliti makanan di Amerika, ingin membuat semua makanan enak rasanya.

Bayangkan saja kalau brokoli rasanya seenak root beer atau kailan seperti karamel yang renyah legit. Brokoli dan bayam mengandung kalsium, magnesium dan zinc sehingga rasanya agak pahit. Rasa agak pahit yang tertinggal di lidah membuat sementara orang kurang menyukainya.

Dalam konperensi American Chemical Society, peneliti telah mengumumkan hasil penelitiannya. Seperti yang ditulis Live Science dan Slashfood, ilmuwan dari Givaudan Flavors Corporation di Ohio telah mengembangkan 'bitterness blocker' yang disebut GIV3616. Jika zat ini ditambahkan pada makanan, akan memberi cita rasa lebih enak yang bisa menghilangkan rasa pahit.

Dari populasi manusia, 25% orang bahkan 100% anak-anak sangat suka rasa enak dan sangat sensitif dengan rasa pahit. Meskipun diberi tambahan GIV3616, brokoli, bayam dan makanan lainnya tetap diusahakan bahan makanan itu menjadi lebih sehat. Saat ini rasa kurang enak pada makanan sering disembunyikan oleh produsen makanan dengan menambahkan bahan aditif yang kurang baik untuk kesehatan. Seperti penambahan lemak, gula dan garam berlebihan.

Salah seorang ilmuwan yang mengembangkan GIV3616 menyatakan; 'Menutupi rasa kurang enak pada makanan akan membantu konsumen makan lebih sehat dan bervariasi. Bisa mendorong mereka mengkonsumsi makanan rendah kalori. Terutama membantu anak-anak dan orang tua menelan obat-obatan yang pahit rasanya.'

BLACK FOREST ICE CREAM YANG LEGENDARIS



Citarasa es krim ini manis legit dengan tekstur yang lembut. Sekali masuk ke mulut mudah sekali lumernya, karena terbuat dari susu murni. Pilihan rasanya banyak, mulai dari buah-buahan, cokelat, vanila, balck forest, hingga rhum raisin. Cobain yuk!

Siapa yang tidak suka es krim? Hampir semua orang menyukai es krim, baik yang muda maupun yang tua. Saya salah satu yang menggilai makanan dingin ini. Tak heran ketika salah seorang teman saya menceritakan perihal homemade es krim yang ada di Jl.Gandaria saya langsung meluncur menyambanginya.

Menurut pengakuan teman saya, es krim ini tak kalah dengan es krim gaya Italia yang legendaris itu. Meskipun dengan packaging yang berbeda tentunya. Meskipun sedikit kesulitan menemukan lokasi penjualan Gandaria Homa Ice Cream(GHIC), akhirnya saya bisa sampai juga. Diluar dugaan, ternyata GHIC ini tidak memiliki kios seperti kebanyakan kedai es krim melainkan sebuah rumah di Jl. Gandaria I No. 39, persis di belakang rumah makan Padang Kebayoran.

Saya disambut oleh pemiliknya langsung, seorang wanita berusia hampir 85 tahun bernama Ibu Sosro. Homa Ice Cream memiliki banyak varian rasa serta kemasan. Ada es ice cake, ice cake balok, es puter, es pelangi, serta ice cream cup dengan 8 pilihan rasa mulai dari cokelat, vanila, mocca, strawberry, rum raisin, kopyor, fruit cocktail, dan juga vanila chocolate chip.

Menurut bu Sosro, usahanya yang dirintis 50 tahun lalu di Blitar, kini dilanjutkan oleh anaknya. Meskipun dia masih turun langsung. Yang membuat es krim pada awalnya adalah almarhum suaminya. Beliaulah yang menguji resep-resep es krim yang dipelajarinya dari orang Jerman. Rasa dan teknik membuatnya disempurnakan sampai mendapatkan rasa seperti yang disukai pembeli saat ini.

Berhubung saya datang sudah sore, sudah banyak es krim yang habis. Pilihan saya akhirnya jatuh pada rhum raisin, dan dua es cake potongan rasa strawberry dan juga black forest untuk rekan saya. Tekstur es krimnya lembut dengan rasa susu yang gurih kuat. Es cake potongan pun tak kalah menggoda, rasa strawberry terasa manis asam segar dengan sedikit kasar karena potongan strawberry segarnya. Sedangkan ice black forest nya terdiri dari potongan cake berwarna cokelat berlapis dengan es krim. Rasanya manis legit dan lembut membelai lidah, yummy!

Potongan cakenya pun tak kalah lembut sehingga berpadu cantik dengan es krimnya, dan menurut penuturan Ibu Sosro cake yang digunakan pun buatan tangannya sendiri. Es krim yang tersisa di pendingin hanyalah es krim cup dan juga es krim cake potongan. Sedangkan es krim jenis lainnya sudah habis terjual, karena kebanyakan es krim tersebut adalah pesanan.

Untuk ice cake black forest dan juga choco fruit terdiri dari dua jenis ukuran, 20cm dan juga 24 cm. Sedangkan harganya Rp 380.000 dan Rp 560.000. Untuk es potongan harganya mulai dari Rp 8.500 - Rp Rp 14.000. Homa Ice cream ini tidak kalah dengan es krim Italia legendaris dan juag geari-gerai es krim yang banyak bermunculan. Penggunaan susu segar dan bahan-bahan alami pilihan yang membuat Homa Ice Cream yang dirintis tahun 1950 tetap bertahan hingga saat ini.

Gandaria Homa ICe Cream juga menerima pesanan untuk acara-acara khusus seperti arisan, ulangtahun, hingga pernikahan. Apabila berminat untuk membeli ice cakenya, sebaiknya dipesan 2-3 hari sebelumnya. Hmm..ice cake sebagai hadiah ulang tahun pun sepertinya menarik dan cocok! Sluurrp!

BAKTERI PENGGANTI PASTA GIGI ... ???


Peneliti asal Jepang menemukan bakteri yang diproduksi oleh mulut manusia yang justru mampu mencegah pembentukan lubang di gigi.

Peneliti berhasil menemukan senjata baru dalam memerangi kerusakan gigi. Caranya menggunakan enzim yang diproduksi oleh bakteri mulut yang justru mencegah pembentukan plak. Temuan ini membuka peluang pembuatan pasta gigi yang memanfaatkan alat pembasmi plak milik tubuh.

Seperti diketahui, mulut manusia penuh dengan bakteri. Lebih dari 700 spesies hadir di ruangan yang hangat dan lembab, termasuk Streptococcus mutans (S. mutans), salah satu komponen utama plak.

Melekat dengan gigi dalam lapisan tipis yang disebut biofilm, S. mutans mencerna gula dan memproduksi asam yang memakan enamel dan menyebabkan gigi berlubang. Selain S. mutans, bakteri-bakteri lain merupakan tamu yang lebih ramah.

Sebagai contoh, tahun 2009 lalu, peneliti menemukan bahwa S. salivarius, jenis bakteri yang ditemukan di lidah dan jaringan lunak lain di mulut, justru menurunkan perkembangan biofilm S. mutans.

Seperti dikutip dari Sciencemag, 4 April 2011, Hidenobu Senpuku dan rekan-rekannya, biolog asal National Institute of Infectious Diseases, Tokyo, Jepang mengamati zat yang menghadirkan kemampuan mencegah lubang dari S. salivarius.

Menggunakan teknik kromatografi, metode di mana molekul dibagi berdasarkan isi atau ukuran, peneliti memisahkan tiap-tiap protein dari sampel mikroba yang diambil. Peneliti kemudian mencampur setiap protein dengan sel S. mutans dan mengukur kombinasi mana yang menumbuhkan jumlah biofilm dalam jumlah yang paling sedikit dalam wadah di lab.

Dari uji coba, diketahui bahwa protein FruA, sebuah enzim yang berfungsi memecahkan gula yang kompleks, merupakan pemblokir biofilm yang paling bertenaga.

Peneliti juga mendapati bahwa salah satu bentuk FruA, yang diproduksi oleh jamur Aspergillus niger yang tersedia di mulut juga mengatasi plak dengan sama baik. FruA ini juga bekerja dengan baik meski asam amino yang dimiliki berbeda dengan FruA yang dipunyai oleh S. salivarius. “Ini dapat mempercepat penemuan pasta gigi yang mengandung FruA,” kata Senpuku.

Meski begitu, temuan yang dipublikasikan di Applied and Environmental Microbiology tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk orang memakan seluruh permen yang ada. Pasalnya, saat peneliti meningkatkan konsentrasi sucrose, salah satu jenis gula dalam campuran yang mengandung FruA dari S. salivarius dan S. mutans, kelebihan bakteri itu dalam mencegah pembentukan biofilm menjadi musnah.

Peneliti menyebutkan bahwa hasil temuan mereka mungkin menjelaskan sebuah studi yang dilakukan pada tahun 1996 lalu mengungkapkan hubungan FruA terhadap pembentukan lubang gigi pada tikus.

Mary Ellen Davey, mikrobiolog asal Forsyth Institute di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat setuju bahwa temuan ini bisa memicu pembuatan pasta gigi yang lebih baik. Namun menurutnya, itu bukan hal mudah.

“Menemukan formulasi yang menggaransi bahwa enzim itu tetap aktif setelah ia disimpan di dalam tabung dan dijual di toko obat merupakan tantangan yang besar,” ujar Davey.