Hallo Teman-teman Semua Apa Kabarnya? Kunjungi terus dan Tinggalkan Komentar membangun yia di Blog Aku! :) :)

Lokakarya Nasional Dokumentasi dan Informasi 2015 Data, Informasi dan Pengetahuan : Pengelolaan Data dan Informasi dalam Perkembangan Teknologi Informasi di Era Big Data




Selasa-Rabu, 1-2 September 2015 di ruang pertemuan lantai 2, Gedung PDII-LIPI dilaksanakan kegiatan Lokakarya Nasional Dokumentasi dan Informasi 2015 : Data, Informasi dan Pengetahuan dengan Tema ‘Pengelolaan Data dan Informasi dalam Perkembangan Teknologi Informasi di Era Big Data’. Prof. Dr. Ir. Bambang Subiyanto M.Sc. (Deputi Jasa Ilmiah LIPI) selaku ketua panitia penyelenggara mengatakan bahwa Loknas yang diselenggarakan oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) ini bertujuan untuk membahas aspek kebijakan, kelembagaan, sistem informasi, sumber data dan informasi nasional, serta kebutuhan pemangku kepentingan berkaitan dengan PDII LIPI. Didalam laporannya beliau juga menyampaikan bahwa terdapat 170 orang undangan yang mewakili satuan kerja di LIPI dan Kementerian lainnya. Kemudian yang menjadi pembicara atau narasumber di Loknas ini adalah praktisi yang memiliki kompetensi di bidang dokumentasi dan informasi berbasis Big Data.
Proses kegiatan berlangsung dengan diawali dengan pengarahan dan pembukaan secara resmi oleh Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain (Kepala LIPI). Didalam arahannya beliau menyampaikan bahwa tantangan dalam mengelola data adalah menjadikannya menjadi informasi yang akurat, tepat dan mudah diakses. Dengan demikian keterlibatan stakeholder strategis dapat membantu mengarahkan data yang ada menjadi lebih informatif dan terhimpun menjadi pengetahuan yang tepat manfaat bagi user. Selanjutnya era Big Data menjadi solusi terpenting untuk tidak hanya mengubah data yang besar, banyak dan variatif tetapi juga memudahkan manajemen data yang besar, banyak dan variatif tersebut menjadi lebih terkelola dengan baik. Tentunya hal ini dapat implementatif dengan dukungan perangkat fasilitasi, sistem dan SDM yang mumpuni dan handal. Melalui loknas ini diharapkan akan menghasilkan pemikiran/gagasan yang penuh terobosan, implementatif dan komit.
Hari pertama dilakukan pemaparan oleh 5 pembicara/narasumber dengan materi yang disampaikan sebagai berikut :
1. Simon Hodson (CODATA- Perancis) memaparkan “ Concept of Big Data”.
2. Fridus Steijen (KITLV- Jakarta) memaparkan “ Pengelolaan dan Pelestarian berdasarkan Praktek yang dilakukan oleh KITLV.
3. Romi Satria Wahono, M.Eng.,Ph.D. (Brainmatics – Jakarta) memaparkan “ Konsep Big Data”.
4. Rudi Lumanta (ID SIRTI/CC – Jakarta) memaparkan “Pengelolaan Big Data untuk Pengamanan”.
5. Ir. Bogie Soedjatmiko Eko Tjahjono, M.Sc. (Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI) memaparkan “Pemanfaatan Fasilitas Big Data LIPI untuk Pengelolaan Dokumentasi dan Informasi IPTEK”.
Hari kedua adalah presentasi call for paper dengan 4 topik besar, yaitu :
1. Bidang sistem informasi, dengan 4 judul paper (meliputi : 1. Mengelola dokumen musik dalam format digital berbasis Omeka di ISI; 2. Pengelolaan data ilmiah primer kategori big data di lingkungan LIPI; 3. Rancang bangun prototipe sistem temu kembali informasi koleksi digital perpustakaan BPPT; 4. Mobile Client Application (MoCA) Alternatif baru mengelola data fitur sistem informasi perpustakaan berbasis smartphone).
2. Bidang dokumentasi, dengan 3 judul paper (meliputi : 1. Efektifitas penggunaan nomor klasifikasi dalam pengolahan laporan penelitian untuk temu kembali informasi: studi kasus di PDII LIPI; 2. Lontar ( Palm-Leaf Manuscript): Upaya penataan dan pengelolaan koleksi naskah kuno milik masyarakat Bali; 3. Taksonomi dalam pengolahan dan temu kembali artikel ilmiah di PDII LIPI).
3. Bidang knowledge management, dengan 4 judul paper (meliputi: 1. Analisis bibliometrika: profil artikel jurnal perpustakaan dan informasi Iqra’ tahun 2008-2015; 2. Berbagi pengetahuan untuk mengembangkan kompetensi personal di perpustakaan Bank Indonesia; 3. Media informasi teknologi pengelolaan air tawar untuk masyarakat pesisir dan pulau kecil di Kabupaten Kepulauan Seribu. 4. Trend Epidemi dalam 10 tahun terakhir di Indonesia).
4. Bidang diseminasi informasi, dengan 5 judul paper (meliputi: 1. Kualitas layanan fasilitas peminjaman mandiri di Library and Knowledge Center (LKC) Binus University; 2. Pengelolaan lisensi untuk legalitas layanan informasi Full Text perpustakaan digital; 3. Model layanan perpustakaan di era digital: studi analisis pada layanan informasi PDII LIPI; 4. Pengembangan elemen metadata guna menunjang layanan publik ISSN online; 5. Evaluasi pengguna pada perpustakaan digital Universitas Airlangga).
Prof. Dr. Ir. Bambang Subiyanto M.Sc. (Deputi Jasa Ilmiah LIPI) selaku ketua panitia menutup Loknas dengan menyampaikan besaran hasil kegiatan berupa 3 rekomendasi yakni pada kebijakan dan tata kelola (kebijakan terhadap layanan informasi, open akses, open data dan publikasi data hingga dokumentasi proses penelitian), metode (metode baru akuisisi, ekstraksi, klasifikasi, temu kembali, layanan dan presentasi untuk Big Data yang berbasis machine learning dan data mining) serta infrastruktur dan SDM (penyediaan infrastruktur dan SDM yang mumpuni dan handal).

Ditulis Oleh : Ranthi Bariel Putri
(Pengelola Informasi UPT Loka Pengembangan Kompetensi SDM Oseanografi Pulau Pari - LIPI)

Pulau Pari menjadi Lokasi Kegiatan Joint Field Course Tropical Biodiversities 2015


Jumat-Senin, 28-31 Agustus 2015 UPT Loka Pengembangan Kompetensi SDM Oseanografi Pulau Pari menjadi lokasi kegiatan Joint Field Course 2015; “Tropical Biodiversities” yang melibatkan beberapa negara Asia. Informasi dari Rae Sita Pratiwi selaku pendamping dan merupakan koordinator Divisi Jasa Iptek UPT LPKSDMO Pulau Pari-LIPI bahwa terdapat 4 Universitas yang mengikuti joint filed course ini yaitu Ryudai University (Jepang), Prince Songkala University (Thailand), National Taiwan University (Taiwan) dan Tunghai University (Taiwan). 

Proses kegiatan berlangsung dengan diawali dengan perkuliahan di kampus IPB dengan materi tentang Biodiversitas dan Ekologi Hutan Tropis (oleh Prof. Lilik Budi) hingga Konservasi Ekologi Mangrove (oleh Dr. Fredinan Yulianda). Kemudian dilanjutkan dengan perkuliahan kelas dan lapangan di Gugusan Pulau Pari dengan materi tentang Analisis Ikan Tropis (oleh Dr. Mukhlis Kamal), Ekologi dan Koleksi Data Terumbu Karang (oleh Dr. Budi Hascaryo) dan Observasi Terumbu Karang (oleh Prof.Euchi Hirose). 

Berdasarkan penjelasan dari Dr. Mukhlis Kamal selaku Kepala Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan IPB dan koordinator program Joint Field Course 2015 mengatakan bahwa tahun ini merupakan pelaksanaan yang ke-3 setelah sebelumnya di lakukan di Jepang dan Taiwan. Participant yang terlibat terdiri dari 40 orang mahasiswa tingkat strata 1 dan 2 dengan didampingi para dosen dan asisten dosennya (tingkatan Doktor dan Professor). Materi perkuliahan yang diberikan adalah berkaitan dengan biodiversitas yang ada di wilayah tropis. Sebagaimana yang diketahui bahwa Gugusan Pulau Pari merupakan salah satu wilayah yang memiliki keanekaragaman sumberdaya hayati yang cukup melimpah dan dikenal memiliki ekosistem perairan tropis yang lengkap.

Ditulis Oleh : Ranthi Bariel Putri (Pengelola Informasi UPT Loka Pengembangan Kompetensi SDM Oseanografi Pulau Pari - LIPI) Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Ditulis Oleh : Ranthi Bariel Putri 
(Pengelola Informasi UPT Loka Pengembangan Kompetensi SDM Oseanografi Pulau Pari - LIPI)

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Kegiatan Presentasi Hasil Praktik Kerja Magang (PKM) Mahasiswa/I Fakultas Ilmu Kelautan – Universitas Brawijaya




Senin, 31 Agustus 2015 dilakukan kegiatan presentasi terbuka hasil Praktik Kerja Magang (PKM) 3 orang mahasiswa/I Ilmu Kelautan-Universitas Brawijaya di UPT Loka Pengembangan Kompetensi SDM Oseanografi Pulau Pari. Pelaksanaan presentasi dilakukan di Gedung Tisna Amidjaja LIPI Lantai 3 dengan dimoderatori oleh Sekar Mira C. Herandarudewi selaku koordinator Divisi Riset dan Terapan dan Peneliti Alga di UPT LPKSDMO Pulau Pari-LIPI. 

Diawali dengan presentasi dari Gustiar Bayu Angganie dengan topik hasil magang tentang ‘Kajian Ekowisata Bahari Berbasis Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Pari’ dan dibimbing langsung oleh Triyono yang merupakan Kepala dan Peneliti Sosial Ekonomi Kelautan di UPT LPKSDMO Pulau Pari-LIPI. Melalui pengumpulan data sekunder dan FGD dengan menggunakan metode analisis SWOT, kajian ini diharapkan dapat menilai kekuatan dan kelemahan ekowisata yang telah dibangun di Pulau Pari selama ini. 

Kemudian dilanjutkan dengan presentasi dari Kirana Fajar Setiabudi yang mengangkat topik tentang ‘Analisis Variabilitas Suhu Permukaan Laut di Teluk Jakarta’ dibawah bimbingan Corry Corvianawatie yang merupakan Peneliti Fisika Laut di UPT LPKSDMO Pulau Pari-LIPI. Pada hasil topik analisis ini diharapkan dapat dikaitkan dengan pertumbuhan optimal ekosistem terumbu karang.

Ditulis Oleh : Ranthi Bariel Putri
(Pengelola Informasi UPT Loka Pengembangan Kompetensi SDM Oseanografi Pulau Pari - LIPI)

IPTEKDA 2015 : Peningkatan Ekonomi Masyarakat Pesisir Pulau Pari, Kepulauan Seribu Melalui Kegiatan Padat Karya Budidaya Rumput Laut dan Olahannya




Rabu-Jumat, 5-7 Agustus 2015 UPT LPKSDMO Pulau Pari melalui program IPTEKDA melakukan diseminasi ‘Peningkatan Ekonomi Masyarakat Pesisir Pulau Pari-Kepulauan Seribu : Usaha Padat Karya Budidaya Rumput Laut dan Olahannya’. Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk mendiseminasikan teknologi hasil penelitian kelautan kepada masyarakat  pesisir Pulau Pari terutama budi daya rumput laut dan pengolahannya secara mandiri hingga terciptanya produk unggulan daerah. Sasaran dari kegiatan adalah pelaku unit usaha di Pulau Pari yang dalam hal ini terdiri dari 5 wanita pelaku usaha dalam unit, 2 orang petani rumput laut dan 2 orang bagian pemasaran.

Proses kegiatan ini berlangsung dengan diawali dengan pembentukan unit usaha budidaya rumput laut, yang pada saat ini baru terdiri dari 2 orang petani budidaya rumput laut dalam unit dan 2 kelompok usaha pengolahan rumput laut. Adapun produk unggulan dari unit ini adalah selai rumput laut.
Menurut para peserta diseminasi unit usaha yang terbentuk masih sangat terbatas, disebabkan karena keterbatasan anggaran yang dimiliki daerah dan masyarakat. Oleh karena itu melalui diseminasi ini, LIPI berperan dalam memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi peningkatan kapasitas masyarakat daerah, hingga mendukung pendanaan bagi unit usaha berupa barang atau bahan hingga jasa sesuai dengan kebutuhan unit usaha. 

Hilda Novianty, peneliti UPT LPKSDMO Pulau Pari-LIPI menjelaskan bahwa IPTEKDA adalah salah satu program besaran LIPI yang memiliki tujuan untuk membangun kapasitas masyarakat Indonesia agar lebih mandiri berwirausaha termasuk memberikan dukungan dana pengadaan barang, bahan dan jasa yang disesuaikan dengan kompetensi dari masyarakat daerah. Oleh karena itu, beliau menyatakan pengharapannya selaku penanggung jawab pendampingan diseminasi di Pulau Pari bahwa semoga ketika program berakhir, masyarakat yang tergabung dalam unit usaha di Pulau Pari masih dapat tetap melanjutkan usaha yang sudah dirintis secara mandiri. 

Ditulis Oleh : Ranthi Bariel Putri
(Pengelola Informasi UPT Loka Pengembangan Kompetensi SDM Oseanografi Pulau Pari - LIPI)

KunjunganIOC Sub – Commission for Western Pacific (WestPac) : Tinjauan Kesiapan UPT LPKSDMO Pulau Pari – LIPI sebagai Lokasi Training Regional Laut Tropis




Kamis 30 Juni 2015 Komisi oseanografi antar pemerintah sub wilayah pasifik barat (IOC–Westpac), UNESCO mengunjungi Pulau Pari untuk melakukan peninjauan terkait kesiapan UPT LPKSDMO Pulau Pari – LIPI sebagai lokasi training regional laut tropis, terutama taksonomi kelautan. IOC-WestPac adalah komisi yang memiliki tujuan untuk mempromosikan kerjasama internasional dan koordinasi program-program penelitian kelautan, jasa, sistem pengamatan, bahaya mitigasi dan pengembangan kapasitas sebagai pembelajaran yang lebih banyak dan lebih baik dalam mengelola sumber daya alam laut dan pesisir.

Pada kunjungan tersebut Muhammad Abrar, M.Si selaku peneliti dari UPT Pulau Pari – LIPI menyampaikan dalam presentasinya “… gugusan pulau pari memiliki pengalaman panjang sebagai lokasi riset yang memiliki ekosistem laut dangkal yang komplit dan memiliki fasilitas memadai untuk dilakukan kegiatan training kelautan”. Tim IOC-WestPac melakukan tinjauan lokasi langsung untuk melihat fasilitas yang ada, mengamati lingkungan perairan yang dijadikan objek training serta mengunjungi masyarakat untuk melihat aktifitas wisata yang dikelola seperti di pantai pasir perawan.

Berdasarkan penerapan pengetahuan, IOC-WestPac memang sedang melakukan upaya  peningkatan praktik manajemen dan proses pengambilan keputusan dari pemerintah dalam mendorong pembangunan berkelanjutan serta melindungi lingkungan laut. Upaya tersebut dilakukan agar tata aturan kelautan dapat berkembang dengan penguatan kapasitas kelembagaan dalam penelitian ilmiah kelautan dan pengelolaan laut.
Pada akhir kunjungan tim IOC-WestPac mengungkapkan bahwa fasilitas yang dimiliki UPT dan lingkungan perairan pulau pari memang sangat mendukung untuk kegiatan riset dan training regional, apalagi jika didukung dengan ketersediaan jaringan internet, sumber air tawar, mobilisasi serta restoking biota laut di kawasan konservasi. Sedangkan tim peneliti UPT Pulau Pari menanggapi dengan penyampaian beberapa rencana dan program UPT sebagai marine science center akan terus menyiapkan peningkatan fasilitas dan SDM yang dibutuhkan.    


Ditulis Oleh : Ranthi Bariel Putri
(Pengelola Informasi UPT Loka Pengembangan Kompetensi SDM Oseanografi Pulau Pari - LIPI)



FOCUS DISCUSSION GROUP (FGD) ASESMEN TATA KELOLA TIK LIPI – PENYUSUSANAN MASTER PLAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN LIPI





Kamis 9 Juli 2015 di Auditorium lantai 2, Gedung Widya Graha – LIPI dilaksanakan kegiatan FGD Asesmen Tata Kelola TIK dengan tema ‘Penyusunan Master Plan Tata Kelola Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) di Lingkungan LIPI’. Pelaksanaan FGD dimulai dengan laporan dari ketua panitia pelaksana yaitu Amas, MM selaku Kepala Biro Umum. Didalam laporannya beliau menyampaikan bahwa kegiatan FGD ini adalah lanjutan dari pelaksanaan asesmen sebelumnya yaitu asesmen antara konsultan dengan pimpinan setingkat eselon 1, eselon 2, eselon 3 dan kepala satuan kerja (satker) serta hari ini dengan para pengelola informasi dari masing-masing satker. Asesmen ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas TIK di setiap satker dan internalisasi sistim serta aplikasi program dengan membuat master plan yang terintegrasi antar semua satker di lingkungan LIPI. 
 Selanjutnya kegiatan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Utama LIPI yaitu Dr. Siti Nuramaliati Prijono yang didalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa TIK menjadi salah satu indikator penilaian birokratif suatu lembaga yang sifatnya efektif dan efesien baik dari segi anggaran maupun waktu. Kemudian beliau juga menyampaikan bahwa perlu diadakan kebijakan tentang pengelolaan TIK yang baik di lingkungan LIPI, karena melalui TIK proses penyampaian informasi dan pelayanan publik dapat lebih terintegrasi dan terdokumentasi dengan baik. Disamping itu menurut beliau TIK adalah sebagai salah satu strategi untuk mengubah budaya kerja pegawai agar lebih disiplin dan sistematis.

Pada sesi 1 ditampilkan pemaparan mengenai pengantar tentang assessment positioning TIK yang disampaikan oleh Hendry Christanto selaku konsultan TIK LIPI yaitu dari Value Alignment Advisory-VA2. Didalam paparannya disampaikan bahwa melalui kebijakan pemerintah mengenai E-Government (yaitu pemanfaatan TIK dalam penyelenggaraan sistem elektronik untuk administrasi pemerintahan dan pelayanan publik) mengharuskan LIPI memiliki grand design untuk melakukan pelayanan informasi berbasis IT. Oleh sebab itu pengelolaan TIK di lingkungan LIPI harus lebih terintegrasi terutama diantara satker-satker yang ada. Pengembangan network, SDM, SOP dan kebijakan adalah proses penentuan positioning TIK di suatu lembaga. Begitu juga halnya dengan dimensi sistem dan teknologi informasi yang biasanya terbentuk melalui tiga indikator penting, yaitu strategis, teknis dan operasional. IT Governance tidak terlepas dari 5 persiapan yaitu strategic alignment, value delivery, resource management, risk management dan performance mesurement. Kesemua proses ini adalah latar belakang penyusunan master plan IT yang mampu meningkatkan peran TIK sebagai salah satu nilai tambah bagi lembaga.
Selanjutnya pada sesi ke 2, peserta FGD dibagi menjadi dua kelompok dimana masing-masing kelompok mendiskusikan secara terfokus mengenai pengukuran persepsi penggunan layanan TIK pada unit kerja, kebutuhan apa saja yang diperlukan pada layanan TIK, bagaimana prosedur dan pemanfaatan TIK di unit kerja serta kendala yang dihadapi dalam pengelolaan dan pemanfaatan TIK di unit kerja. 
Di akhir sesi dilakukan presentasi hasil diskusi masing-masing kelompok dimana melalui diskusi tersebut dapat disimpulkan bahwa dari beberapa unit kerja yang melakukan pengukuran persepsi penggunaan layanan TIK secara kualitatif dan kuantitatif didapatkan hasil bahwa penggunaan jaringan masih tidak stabil sehingga diperlukan alat pendukung TIK yang berstandar baik. Untuk prosedur dan pemanfaatan TIK di unit kerja diharapkan dibuat atau dikembangkan berdasarkan prosedur dari pusat (dan prosedur ini belum ada). Sedangkan kendala dalam pengelolaan dan pemanfaatan TIK yang paling dominan adalah sumber daya (developer) yang memiliki kompetensi di bidang IT sehingga perlu diadakan peningkatan kapasitas terhadap SDM yang ada.

Ditulis Oleh : Ranthi Bariel Putri
(Pengelola Informasi UPT Loka Pengembangan Kompetensi SDM Oseanografi Pulau Pari - LIPI)

EXPERT WORKSHOP MEGA URBAN DISASTER RESPONSE – THE ROLE OF SELF ORGANIZATION IN THE AFTERMATH



Selasa 7 Juli 2015 di ruang pertemuan lantai 7, Gedung Widya Graha – LIPI dilaksanakan kegiatan expert workshop dengan tema ‘Mega Urban Disaster Response-The Role of Self Organization in The Aftermath’. Expert workshop yang difasilitatori oleh Pusat Penelitian Kependudukan – LIPI ini bertujuan untuk melihat solusi stategis dalam meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap bencana lingkungan di mega urban yang berfokus pada pengorganisasian swadaya antar komunitas terpapar bencana. Melalui kerjasama University of Cologne (Jerman) dan Universitas Gajah Mada (Yogyakarta) dengan LIPI diharapkan dapat dilakukan riset/kajian untuk menyiasati tantangan yang dihadapi dalam penanggulangan dan peningkatan respons masyarakat terhadap risiko bencana di wilayah mega urban, (yaitu) DKI Jakarta.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dr. Herry Yogaswara selaku Kepala Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Penelitian, Puslit Kependudukan – LIPI. Didalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kerjasama yang terjalin dapat mendukung penelitian terutama dikelompok peneliti kependudukan dan lingkungan. Kemudian beliau juga menyampaikan bahwasanya mega urban di Indonesia, semestinya bukan hanya DKI Jakarta saja yang perlu dilakukan pengkajian, namun juga kota besar lain seperti Medan, Semarang, Banjarmasin, Makasar, dan kota besar lain di belahan Indonesia.
Selanjutnya Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri, Fakultas Geografi, UGM yaitu Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron didalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan expert workshop ini dilakukan sebagai ajang sharing antar stakeholder atau para pelaku PRB untuk mengkolaborasikan persepsi konsep kajian yang dihasilkan dengan kejadian faktual yang ditemukan di lapangan. Menurut beliau hal tersebut penting dilakukan agar kajian yang dilakukan mendapat hasil yang lebih representatif sehingga mempermudah proses diseminasi ke multi pihak dalam peningkatan upaya pengurangan risiko bencana di wilayah mega urban.
Pada sesi 1 ditayangkan hasil riset yang dilakukan Gerrit Peters peneliti geografi dari University of Cologne mengenai respons masyarakat mega urban terhadap bencana. Gerrit memaparkan latar belakang riset dimulai dari pemilihan DKI Jakarta sebagai salah satu wilayah mega urban yang memiliki tingkat risiko tinggi di Indonesia. Fenomena risiko bencana sosial hingga bencana alam dan lingkungan seperti konflik sosial, kawasan kumuh miskin, kekerasan, ancaman teroris, kecelakaan lalu lintas hingga kebakaran dan banjir menjadi tantangan pelik yang dihadapi oleh para stakeholder dalam melihat respon masyarakat terhadap bencana. Pada workshop ini Gerrit mengharapkan mendapat feedback opini atau persepsi stakeholder sebagai data pendukung hasil riset yang telah didapatkan. Dimulai dari apa saja spesifikasi tantangan yang dihadapi, bagaimana kapasitas masyarakat dalam menanggapi bencana hingga bagaimana solusi strategis untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Melalui diskusi sesi 1 didapatkan kesimpulan bahwa tantangan paling tinggi yang dihadapi masyarakat urban adalah perbedaan persepsi masyarakat terhadap bencana yang dapat dikaitkan dengan pengaruh faktor pendidikan, ekonomi, sosial, budaya hingga politk. Sedangkan kapasitas masyarakat terhadap respon bencana dinilai cukup baik terutama untuk penanggulangan bencana banjir karena sosialisi dan informasi melalui moda televisi mudah didapatkan oleh masyarakat. Begitu pula dengan peningkatan pengetahuan masyarakat dinilai sangat potensial karena sudah adanya upaya pemerintah dan stakeholder terkait memberikan ruang belajar yang fasilitatif dan terkoordinasi.
Pada sesi 2 dilanjutkan dengan penayangan hasil riset yang dilakukan Laksmi Rachmawati,dkk dari Puslit Kependudukan – LIPI tentang persepsi risiko dan komunikasi risiko banjir Jakarta. Laksmi menyampaikan bahwa riset ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam mengambil keputusan apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana berdasarkan sosial demografi, pengalaman dan media informasi. Melalui riset ini disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi masyarakat terhadap bencana dari tahun ke tahun dan komunikasi risiko mempengaruhi nilai potensial masyarakat dalam pengambilan keputusan saat terjadi bencana.
Expert workshop ditutup secara resmi oleh Gerrit Peters dari University of Cologne yang didalam penuturan penutupnya disampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama, kontribusi dan partisipasi aktif dari perwakilan lembaga diantaranya LIPI, UGM, BPBD Propinsi DKI Jakarta, Jakarta Rescue, Simeru Riset Institute, Dompet Dhuafa dan Mercy Corps. Diakhir sesi seluruh peserta expert workshop melakukan foto bersama.

Ditulis Oleh : Ranthi Bariel Putri
(Pengelola Informasi UPT Loka Pengembangan Kompetensi SDM Oseanografi Pulau Pari - LIPI)

WORKSHOP PENGELOLAAN DAN PELAPORAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN LIPI



Rabu 1 Juli 2015 di ruang pertemuan lantai 1, Gedung Konservasi Bogor – LIPI dilaksanakan kegiatan workshop pengelolaan dan pelaporan informasi publik di lingkungan LIPI. Kegiatan ini difasilitatori oleh Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas (BKHH) dengan tujuan untuk mendukung pengelolaan informasi krusial dan informasi publik serta melakukan penyatuan pemahaman antar satuan kerja (satker) dalam mengelola informasi sehingga dapat diakses oleh publik.
Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Dr. Siti Nuramaliati selaku Kepala BKHH yang didalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa UU No.14/2008 menjadi salah satu landasan keterbukaan informasi sebagai pelayanan publik. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) telah dibentuk untuk setiap satker agar memudahkan akses semua satker di lingkungan LIPI. BKHH adalah fasilitator utama bagi PPID satker dalam mengelola informasi yang memenuhi standarisasi agar sampai ke publik. Telah menjadi salah satu action plan bagi LIPI untuk mampu melakukan pengelolaan informasi sistem online sebagai layanan publik yang mudah, cepat, tepat dan akurat. Pembenahan sistem selalu dilakukan secara bertahap berdasarkan laporan, informasi dan evaluasi baik dari pusat dan maupun dari masing-masing satker.
Selanjutnya acara dibuka secara resmi oleh Sekretaris Utama – LIPI yaitu Dr. Siti Nuramaliati Prijono dimana beliau menyampaikan bahwa LIPI sebagai badan publik yang semestinya menyediakan informasi yang akurat kepada publik serta melakukan klasifikasi dan pendataan untuk pelaporan yang transparan dan akuntabel. Beliau juga menyampaikan bahwa diperlukan proses evaluasi untuk mengetahui permasalahan dan kekurangan pelaksanaan pengelolaan layanan informasi publik di lingkungan LIPI.
Sesi 1 pemaparan tentang sistem pelaporan layanan informasi publik dalam mendukung reformasi birokrasi yang dipaparkan oleh Ketua Komisi Informasi Pusat RI, yaitu Abdulhamid Dipopramono. Dalam pemaparannya beliau menyampaikan bahwa pada saat ini pemerintah sudah berada pada era platform pemerintahan terbuka sebagai pendukung good government. Pemerintahan yang terbuka adalah pemerintahan yang tidak lepas dari pengawasan dan keterlibatan masyarakat. Dalam prinsip good government dibutuhkan partisipasi masyarakat, penegakan hukum, transparansi informasi yang akurat, akuntabilitas laporan publik, pengawasan dan kontrol badan publik sebagai penentu kebijakan. Sedangkan dalam sistem pelaporan informasi, badan publik akan membuat atau menyediakan laporan yang berisikan tentang penganggaran, kendala eksternal dan internal, rekomendasi (progres/ grafik), rencana tidak lanjut dan rekomendasi lengkap.
Sesi ke 2 dilanjutkan dengan pemaparan pembelajaran pengelolaan dan pelaporan informasi publik di lingkungan Kementerian Perindustrian yang disampaikan oleh Kepala Bidang Informasi dan Pelayanan Publik. Dilanjutkan dengan pembelajaran pelaksanaan keterbukaan informasi publik di lingkungan BATAN yang disampaikan Kepala Biro Humas. Melalui pemaparan dari ke-dua lembaga tersebut disimpulkan bahwa PPID dikelola dengan baik dan serius, sehingga hal ini dapat dijadikan contoh oleh LIPI. 
Kegiatan ditutup secara resmi oleh Dr. Siti Nuramaliati (Kepala BKHH) yang pada pesan penutupnya menyampaikan bahwa dari kegiatan workshop ini didapatkan catatan untuk perbaikan keterbukaan informasi publik (KIP) online di lingkungan LIPI. Dapat dipetakan tantangan pengelolaan dan pelaporan informasi adalah pada peran PPID, website KIP dan data layanan informasi dari satuan kerja.  
Ditulis Oleh : Ranthi Bariel Putri
(Pengelola Informasi UPT Loka Pengembangan Kompetensi SDM Oseanografi Pulau Pari - LIPI)


REVIEW BUKU "INDONESIA BANGKIT!!!"


Buku ini memaparkan kegiatan pemulihan pasca bencana yang tantangan-tantangannya diungkap secara gamblang dan sulit anda temukan dalam literatur manapun. Persaingan antara NGO, gejolak inflasi, konflik dengan regulasi serta penghentian program merupakan bagian dari kenyataan pahit. Para penulis mengalami langsung pengalaman tersebut  sehingga buku ini lebih dari sekedar teori.
Sebuah Pilihan Bagi Kemajuan Indonesia
Oleh: Aleysius H. Gondosari*
Buku ini diterbitkan dalam rangka memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional, yaitu dengan lahirnya organisasi Boedhi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Gramedia mengundang para penulis, pembicara, dan motivator yang telah memberi insprirasi dan motivasi kepada banyak orang untuk berbagi ide, semangat, keprihatinan, ilmu, keahlian, dan kemampuan kepada masyarakat Indonesia. Dalam buku ini terdapat 12 nama yang menyumbangkan tulisannya, yaitu : Adi W. Gunawan, Anand Krishna, Andrew Ho, Anthony Dio Martin, Darmadi Darmawangsa, Gede Prama, Ida Kuraeny, James Gwee, Jamil Azzaini, Sonny Vin, Tommy Siawira, Tung Desem Waringin.
Buku ini sangat menarik untuk dibaca, karena memberi kesempatan untuk belajar dari para trainer dan motivator terkemuka di Indonesia, dan melihat berbagai topik sukses dari berbagai sudut pandang, yaitu tentang sukses itu sendiri, rahasia sukses, mind set, motivasi, optimisme, positif, kreatif, inovasi, emosi, respons, kecerdasan, spiritual, energi, profesional, hukum universal, dan passion.
Adi W. Gunawan, pakar Mind Technology, menulis tentang rahasiaMindset sebagai kunci sukses. Selain mindset, untuk sukses diperlukan (1) impian, (2) yakin, (3) syukur, (4) pasrah, dan (5) doa. Selain itu, Adi juga mengajarkan bagaimana Berguru Kepada Diri Sendiri dengan cara hening.
Anand Krishna, pendiri Yayasan Anand Ashram, menulis tentang Total Success, bahwa setiap orang berhak atas keberhasilan sempurna, karena semuanya sudah tersedia di dalam dirinya. Setiap orang menentukan dirinya sendiri untuk sukses. Anand Krishna mengatakan, “Anda tidak membutuhkan motivator….. Karena Anda bukanlah jiwa yang lemah.” Anand Krishna mengajukan dua pertanyaan : (1) Apakah kita bekeja demi Kepuasan Diri, Kebahagiaan Diri atau sekadar untuk Mencari Uang? (2) Apakah pekerjaan saya hanya memuaskan dan membahagiakan diri saya atau juga membahagiakan orang lain?
Selain itu, Anand yang cinta Indonesia juga mengulas tentang pentingnyaPilihan kemajuan yang harus diambil oleh Indonesia. Pilihannya adalah apakah Indonesia akan memilih kesejahteraan dan kemakmuran manusia Indonesia secara menyeluruh dan merata, ataukah memperbanyak jumlah supermal, pencakar langit, perumahan, dan perkantoran mewah. Melangkah menuju kehancuran atau perbaikan dan kemajuan melalui sektor pendidikan dan ekonomi.
Andrew Ho, Mr. The BEST, menulis tentang Inspirasi Kreatif danMenikmati Kehidupan. Ada berbagai cara untuk memperoleh inspirasi kreatif, yaitu bersikap terbukamencintai pekerjaanmencari solusimenyegarkan pikiranmemperluas wawasanberpikir kreatifoptimisberpikir positif,memadukan ilmu pengetahuan dengan semangat kerjamemanfaatkan ide orang lain untuk menciptakan ide baru.
Anthony Dio Martin, penulis buku bestseller Kecerdasan Emosional dan Pengembangan Pribadi, mengulas tentang Emosi sebagai motor kesuksesan. Kebiasaan menunda merupakan sabotase emosi terhadap goal kita. Anthony memberikan dua tip menggunakan emosi untuk mencapai sukses. Pertama, kaitkan goal kita dengan emosi yang menyenangkan. Kedua, memperbesar rasa sakit seandainya kita tidak melakukannya.
Dalam tulisan yang kedua, Dari Arggg! Menjadi Aha!: Mengatasi Pembajakan Amydala untuk Kesuksesan Anda, Anthony memberi tip bagaimana mengubah respons yang negatif dan tidak terkendali dalam menghadapi situasi yang tidak menyenangkan menjadi respons yang positif dan efektif. Pertama, bersikaplah antisipatif. Kedua, tekanlah tombol “PAUSE”.Ketiga, pastikan Anda memikirkan apa saja pilihan Anda. Keempat, pastikan Anda sempat memikirkan akibat jangka panjangnya.
Darmadi Darmawangsa, The Master of Motivation, membuka rahasia tentang 7 Powerful Steps to Boost Your Esteem. Dengan bertumbuhnya rasa percaya diri, orang akan lebih berani mengambil resiko dan lebih berani menghadapi kegagalan, akan menjadi lebih sukses dalam hidup, dan membawa kedamaian dan kebahagiaan di hati karena bangga menjadi dirinya yang sebenarnya.
Dalam 7 Langkah Dahsyat Meraih Impian Anda, Darmadi menjabarkan 7 langkah efektif agar mimpi dapat tercapai, yaitu (1) Impikanlah! (2) Percayalah!(3) Lihatlah! (4) Ceritakanlah! (5) Rencanakanlah! (6) Kerjakanlah! (7)Rayakanlah!
Gede Prama, Sang Jejak Spiritual, membahas tentang kecerdasan sukses dalam tulisannya Success Intelligence, dalam analogi Menanak Nasi Kehidupan, ketika kita mulai memasak nasi, api dibuat sebesar-besarnya. Namun, begitu airnya mendidih serta jumlah air mendekati habis, api segera dikecilkan. Demikian pula, dalam kehidupan, pada tingkat tertentu, diperlukan kecerdasan kesuksesan dalam bentuk keberanian untuk mengatakan cukup pada uang (mengecilkan api kompor), dengan rasa syukur dan perasaan berkecukupan, untuk membuka jendela kehidupan yang serba indah.
Pada tahap awal uang memang pendorong energi, kekuatan yang membuat hidup lebih hidup. Namun tanpa kecerdasan kesuksesan yang cukup, uang akan membuat manusia lapar dan semakin lapar. Kesadaran akan bahaya baru muncul, ketika semuanya sudah terbakar habis. Oleh sebab itu, di umur 40 tahun jangan lupa belajar mengecilkan kompor melalui rasa bersyukur dan rasa berkecukupan.
Dalam tulisan Success As A JourneyDari Sukses yang Membakar Menuju Sukses yang Bergetar, Gede Prama mengingatkan agar orang jangan terbakar oleh sukses, tetapi mendidik diri untuk hidup berkecukupan. Perasaan berkecukupan adalah kekayaan teragung. Dalai Lama mengatakan,“Contentment is the greatest wealth.” Ketika kita merasa berkecukupan dan berhenti mencari, ada satu pintu kehidupan yang terbuka: keheningan. Berbeda dari kegiatan mencari yang super sibuk, keheningan hanya menjadi saksi dari apa saja yang terjadi. Kesadaran yang tidak memilih. Bagi Gede Prama, keheningan sempurna itulah yang paling menggetarkan.
Ida Kuraeny, Ratu Agen Asuransi Indonesia, mengajarkan 3 Langkah Menjadi Wiraniaga Profesional. Bagi Ida, semua pekerjaan memberi kesempatan kepada kita semua untuk sukses, tanpa melihat siapa yang melakukannya. Ketiga langkah tersebut adalah: (1) Membangun semangat sebagai pemenang, (2) Mengundang kesuksesan ke dalam kehidupan sehari-hari, (3) Memberikan energi dalam kehidupan.
James Gwee, Indonesia’s Favourite Trainer, dalam tulisan Tas Ayah, ia menceritakan tentang pentingnya melatih keterampilan dan kemampuan yang akan menjadikan kita kuat dalam hidup ini. Dalam Matematika Anak, James Gwee mengajarkan tentang pentingnya belajar dari masalah yang diberikan kehidupan kepada kita, seperti halnya kita akan naik tingkat bila berhasil menyelesaikan masalah dalam pelajaran Matematika.
Jamil Azzaini, sang Inspirator Sukses Mulia, menjadikan To Be Sebagai Kendali Hidup. Ada dua kata penting yang dapat kita jadikan sebagai pedoman hidup, yaitu To Have, keinginan untuk “memiliki” sesuatu, dan To Be, keinginan untuk “menjadi”. Perbedaannya terletak pada titik tujuan atau fokus yang dikejar. Orang-orang visioner memilih To Be sebagai kendali hidup.
Sonny Vin, Spesialis Motivasi dan Pengembangan Diri, membahas tentang hukum universal, yaitu The Law Of Attraction. Sonny mengembangkan 3 prinsip The Law Of Attraction - (1) Ask, (2) Believe, dan (3) Receive – menjadi 7 langkah yang masuk akal, yaitu (1) Ask – Impian yang masuk akal (2) Believe– Ciptakan kondisi yang membuat Anda percaya (3) Tulis impian yang spesifik (4) Umumkan kepada orang lain sebagai “pendorong” semangat (5) Receiving– Tanggap membaca peluang (6) Menggunakan Leverage untuk mencapai tujuan (7) Take Action! Sekarang juga.
Dalam Semakin Banyak Anda Memberi Akan Semakin Banyak MenerimaSony mengajarkan pentingnya prinsip memberi dalam mengejar impian kita. Memberi merupakan Hukum Utama atau Universal Laws. Sony mengajarkan cara memberi berdasarkan aturan, yaitu: (1) Dengan rasa tulus dan ikhlas, dan (2) Tidak selalu dalam bentuk uang.
Tommy Siawira, Coach dan Certified NLP Trainer, mengatakan bahwa dalam Anda Berpotensi Untuk Menjadi Yang Terbaik, setiap orang mampu berprestasi. Keyakinan yang sangat kuat merupakan sebuah kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan.
Dalam tulisan berikutnya, Tommy menjelaskan pentingnya Passion sebagai bahan bakar untuk mencapai puncak prestasi.
Tung Desem Waringin, Pelatih Sukses No. 1 Indonesia, mengajarkan tentang The Most Powerful Secret untuk kaya. Napoleon Hill telah mewawancarai 500 orang terkaya pada zamannya dan semuanya mengikuti rahasia sederhana yang sama dalam menciptakan kekayaan, yaitu SemuaKekayaan Diciptakan Dalam Pikiran Manusia.[ahg]
* Aleysius H. Gondosari adalah alumnus ITB tahun 1984, trainer bidang organisasi dan manajemen, penggemar fotografi, pengembang online business, dan sedang menulis buku tentang sehat secara alami dengan metode Energi 5 Elemen.