Hallo Teman-teman Semua Apa Kabarnya? Kunjungi terus dan Tinggalkan Komentar membangun yia di Blog Aku! :) :)

BURUNG HANTU RANGKASBITUNG TERANCAM PUNAH


LEBAK - Populasi burung hantu (spesies elang) di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, diduga sudah punah. Karena selama kurun tiga tahun terakhir, burung hantu tidak ditemukan lagi di pohon-pohon besar.

"Kami tidak mendengar lagi suara merdu burung hantu di malam hari karena populasinya sudah punah," kata Sahrul Sabar, warga Judan Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin (14/3).

Sahrul mengatakan burung hantu di Rangkasbitung punah akibat kerusakan hutan yang menjadi habitatnya.

Burung hantu, yang biasanya tinggal di pohon-pohon besar di pemukiman warga maupun hutan desa, saat ini sudah tidak ditemukan.

Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora) dan merupakan hewan malam (nokturnal). "Dengan menghilangnya burung hantu itu, tentu kita merugi karena tanaman padi petani sering diserang hama tikus. Tikur adalah salah satu makanan burung hantu," ujar Sahrul seorang pencinta burung hantu.

Pada 1980-1990-an, Sahrul mengatakan suara merdu burung hantu di Rangkasbitung masih ditemukan. Namun, suara burung hantu telah menghilang dalam beberapa tahun terakhir.

Burung hantu di tengah masyarakat masih dianggap sebagai pembawa tanda buruk. Suaranya sebagai pertanda akan terjadi musibah bencana alam atau kematian.

Nana (45), warga Kongsen Rangkasbitung, menyatakan sekitar tahun 1970-an di Kota Rangkasbitung hampir setiap malam suara burung hantu saling bersahutan mulai pukul 21.00 sampai 04.00 WIB. "Jika burung itu bersuara, maka suasana kampung sepi dan merasa ketakutan pertanda akan terjadi bencana," katanya.

KENAPA GEMPA JEPANG BISA SEDAHSYAT ITU ?

Hasil analisis gempa di Jepang yang dilakukan Miaki Ishii dari Harvard Seismology menunjukkan luas patahan yang runtuh pada Jumat (11/3/2011).


Para ilmuwan khususnya pakar kegempaan di berbagai belahan dunia masih terus menganalisis pemicu gempa dahsyat berkekuatan 9 yang mengguncang Jepang, Jumat (11/3/2011). Gempa dengan kekuatan sebesar itu memang jauh di atas prediksi para ahli.

Sepanjang sejarah pencatatan gempa secara intensif, gempa tersebut merupakan yang paling kuat. Gempa dengan kekuatan yang hampir setara terakhir terjadi lebih dari 1.000 tahun lalu, yakni gempa pada tahun 869 yang diperkirakan berkekuatan 8,4 skala Richter.

Inilah yang membuat para pakar masih terus penasaran kenapa gempa tersebut bisa sebesar itu?

Professor Yugi Yaji dari Universitas Tsukuba berpendapat, gempa yang diberi nama resmi gempa Tohoku-Chiho Taiheiyo-Oki terjadi akibat pergerakan di beberapa area sekitar sumber energi gempa (focal point) secara bersama-sama. Menurutnya, hal tersebut yang mungkin bisa menimbulkan kekuatan gempa yang hanya bisa terjadi tiap sekitar 1.000 tahun sekali.

Gempa tersebut terjadi di zona subduksi atau pertemuan lempeng akibat dipicu pergerakan Lempeng Pasifik yang mendesak Lempeng Amerika Utara. Lempeng Pasifik yang tak kuat menahan desakan tersebut akhirnya roboh.

"Bagian yang runtuh sepanjang 500 kilometer dan selebar 100 kilometer jatuh hingga setinggi 8 meter. Beberapa area di Prefektur Fukushima sangat tegang, bisa diduga bahwa beberapa wilayah bergerak bersamaan," katanya.

Yaji mengatakan, gempa akibat mekanisme ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Gempa Cile yang terjadi pada tahun 1960 dan gempa Sumatera yang terjadi 26 Desember 2004 juga disebabkan oleh mekanisme serupa.

Para ahli sendiri sebenarnya telah memperkirakan gempa dahsyat akan terjadi di wilayah sekitar zona tersebut, namun diperkirakan hanya berkekuatan 7,5-8 skala Richter. Namun, gempa yang terjadi Jumat kemarin ternyata lebih besar dengan energi seismik 90 kali lebih besar dari perkiraan. Energi seismik yang dilepaskan dalam gempa tersebut 180 kali lebih besar dari gempa besar Hanshim yang menghancurkan Kobe tahun 1995 dan menimbulkan korban jiwa 6.000 orang.

Takashi Furumura, profesor dari Universitas Tokyo, mengatakan, gempa Jumat kemarin bisa jadi gempa maksimum yang mengguncang Jepang. Gempa tersebut mungkin didorong gempa bermagnitude 7,2 yang mengguncang Miyagi Agustus 2005 lalu. Sebab berdekatan dengan pusat gempa tersebut adalah pusat gempa Miyagi.

Para pakar kegempaan Jepang kini pun masih terus memantau dampah gempa raksasa tersebut. Meski diperkirakan tak akan muncul gempa sebesar itu lagi dalam waktu dekat, perubahan struktur lempeng tersebut dapat mengaktifkan patahan-patahan di sekitarnya dan memicu gempa berikutnya. Tak hanya gempa susulan, tapi juga gempa di daratan.

Sumber : Kompas Indonesia

5 TSUNAMI PALING MEMATIKAN DI JEPANG

Sebuah pesawat terserak bersama sampah lain yang tergulung tsunami di dekat Bandara Sendai di Natori, perfektur Miyagi, Jepang, 13 Maret 2011, dua hari setelah gempa berkekuatan 8,9 skala Richter menggoncang wilayah tersebut.

Jepang adalah salah satu negara yang berada di wilayah Cincin Api Pasifik, wilayah sepanjang 40.000 km berbentuk tapal kuda yang membentang melewati Indonesia, Jepang, Cile, Meksiko, dan beberapa negara lain. Sebagai konsekuensi dari hal tersebut, Jepang berpotensi besar mengalami gempa bumi yang bisa berakibat tsunami.

National Geophysical Data Center National Oceanic and Atmospheric Administration (NGDC NOAA) mencatat, beberapa gempa di Jepang telah mengakibatkan tsunami yang mematikan. Jika ditotal, lebih dari 100.000 orang tewas akibat gempa diikuti tsunami. Terakhir, tsunami terjadi pada Jumat 11 Maret 2011 setelah gempa berkekuatan 9 mengguncang negeri itu.

Berikut merupakan daftar tsunami paling mematikan berdasarkan data NGDC NOAA. Tsunami yang pertama kali terdata lembaga itu terjadi pada 29 November 684 dengan ketinggian gelombang mencapai 3 meter, terjadi akibat gempa 8,4 magnitude di Nankaido. Daftar tsunami paling mematikan di Jepang di bawah ini belum mencakup tsunami Jumat lalu.

1. Tsunami tahun 1498 Tsunami paling mematikan di Jepang terjadi pada 20 September 1498 dengan sumber dari wilayah Laut Enshunada. Tsunami terjadi akibat gempa 8,3 magnitude. Sebanyak 31.000 orang tewas dalam bencana alam ini, disertai rusak parahnya 1.000 rumah di wilayah sekitar.

2. Tsunami tahun 1707 Tsunami kedua paling mematikan terjadi di wilayah Nankaido pada 28 Oktober 1707, lebih kurang pada pukul 05.00 pagi. Korban tewas mencapai 30.000 orang dengan 29.000 rumah hancur. Tsunami ini terjadi akibat gempa 8,4 magnitude.

3. Tsunami tahun 1896 Tsunami mematikan selanjutnya menewaskan 27.122 orang, melukai 9.247 orang, dan merusak 11.000 rumah. Tsunami terjadi pada 15 Juni 1896, lebih kurang pada pukul 10.33 waktu setempat. Tsunami terjadi terjadi di wilayah Sanriku dan merupakan akibat dari gempa berkekuatan 7,6.

4. Tsunami tahun 1771 Tsunami ini terjadi di Ryuku Islands setelah gempa berkekuatan 7,4. Tepatnya, tsunami terjadi pada tanggal 24 April 1771. Tsunami menewaskan 13.486 jiwa dengan jumlah kerusakan rumah mencapai 3.237 unit.

5. Tsunami tahun 1586 Tsunami ini menewaskan 8.000 orang. Tsunami terjadi di Pantai Ise, tepatnya pada tanggal 18 Januari 1586. Tsunami terjadi akibat gempa berkekuatan 8,2. Tidak ada catatan tentang jumlah rumah yang hancur dan waktu persis kejadian tsunami tersebut.

Sejauh ini, telah terjadi 345 tsunami. Sementara itu, tsunami yang terjadi Jumat lalu adalah tsunami terakhir yang terdata dan berdasarkan data terkini telah menewaskan 2.000 orang lebih. Koreksi terakhir oleh Badan Meteorologi dan Geofisika Jepang, tsunami terjadi akibat gempa 9 magnitude.

Sumber : Kompas Indonesia

PENYU ARUNGI SAMUDERA DARI LAHIR

Penyu dikenal dengan kemampuannya mengarungi lautan luas untuk mencari makan hingga lokasi meletakkan telur. Namun, sejauh apakah bayi penyu mampu mengarungi lautan? Observasi para ilmuwan berhasil menguak bahwa dalam 70 hari, bayi penyu mampu mengarungi lautan sejauh 7.250 kilometer atau setara dengan jarak London ke Mumbai.

Jeanette Wyneken dan Kate Mansfield dari Florida Atlantic University adalah dua ilmuwan yang melakukan observasi tersebut. Dalam mengamati, mereka menggunakan perangkat pemantau yang dikontrol lewat satelit dan ditempelkan di cangkang bayi penyu tempayan (Caretta caretta). Sejumlah 17 bayi penyu berusia 4 hingga 6 bulan digunakan dalam observasi ini.

Wyneken dalam wawancaranya dengan Daily Mail mengungkapkan, "Ini adalah kali pertama bayi penyu umur 4 bulan direkam dan dideteksi pergerakannya dengan satelit. Sebelumnya, kita tidak pernah tahu apa yang dilakukan bayi penyu begitu mereka meninggalkan cangkang telurnya di pantai dan mulai mengarungi lautan."

Dari observasi, ilmuwan berhasil mengetahui berbagai hal, misalnya tentang pergerakannya. "Penyu memiliki gerakan yang bervariasi, lebih dari yang kita harapkan. Mereka melakukan lebih dari sekadar gerakan mengayuh di kedalaman air dan meluncur di arus." Wyneken dan rekannya mengaku sangat senang dengan hasil observasinya.

Bayi penyu tempayan yang digunakan dalam observasi ini diambil dari pantai Florida. Wyneken dan rekannya melepaskan penyu dari wilayah 10 mil dari Palm Beach. Saat ditimbang, penyu-penyu itu hanya memiliki berat rata-rata 300 gram. Wyneken mengaku, ia harus berhati-hati agar penyu tak terganggu dengan alat yang terpasang di badannya.

Observasi ini didanai oleh University of New Hampshire's Large Pelagics Research Center, Save Our Seas Foundation, Disney Worldwide Conservation Fund, dan Florida Sea Turtle Licence Plate Grants Program. Salah satu tujuan dari observasi ini adalah mengetahui habitat penting dalam hidup penyu sehingga mampu membantu upaya konservasinya.

"Pertanyaannya adalah satu sejarah alam yang paling mendasar. Ke mana mereka pergi? Untuk berapa lama dan apa risiko yang menghadangnya? Jika Anda tak tahu di mana mereka berada dan tempat macam apa yang mereka kunjungi, maka akan sangat sulit untuk mengupayakan perlindungan. Kalau Anda tak tahu informasi ini, Anda bertaruh dengan metode yang Anda gunakan untuk melindungi dan mengupayakan kesintasannya," kata Wyneken.

AGAR PUSPA RAFLESIA TAK SEMAKIN LANGKA

Keberadaan puspa khas Bengkulu, bunga Rafflesia Arnoldi semakin terancam perambahan hutan oleh masyarakat. Bahkan, tidak jarang tangan-tangan jahil memangkas bunga bunga tersebut dari hutan.

Hutan lindung yang menjadi habitat bunga rafflesia dikelola masyarakat menjadi hutan kemasyarakatan. Hutan tersebut di antaranya ditanami kemiri, petai, jengkol, dan pala.

Holidin dari Tim Peduli Puspa Langka (TPPL) Kepahiang, Bengkulu, Jumat (11/3/2011), mengatakan, habitat bunga rafflesia yang relatif masih terjaga saat ini ada di Hutan Lindung Bukit Daun register 5. Selama ini, hutan di register tersebut seluas sekitar empat hektar dijaga Tim Peduli Puspa Langka.

"Sejak kami sering mengawasi tumbuh kembang rafflesia di lokasi ini, perambah sepertinya takut masuk lebih jauh. Lokasi perambah terdekat paling juga 50 meter dari lokasi bunga rafflesia yang mekar sekarang," kata Holidin.

Kemarin, sebuah bunga Rafflesia Arnoldi berwarna jingga mekar sempurna. Bunga berdiameter 68 sentimeter itu telah mekar tiga hari. Keberadaannya yang hanya 300 meter dari Jalan Raya Bengkulu-Kepahiang menarik banyak pengunjung dari berbagai kalangan.

Dalam satu bulan ke depan, menurut Holidin, masih ada dua bunga rafflesia yang akan mekar. Satu bunga diperkirakan mekar dalam dua minggu dan bunga satunya diprediksi mekar sebulan lagi. Lokasi kedua bunga ini tidak jauh dari bunga yang mekar kemarin.

Salah seorang pengunjung, Parkatono (40), mengaku bangga dan terharu bisa melihat langsung bunga rafflesia. " Selama ini cuma melihat dari gambar saja. Tapi sekarang akhirnya bisa melihat langsung," katanya.

Parkatono yang hampir setiap hari melintas di Jalan Raya Bengkulu-Kepahiang mengangkut pasir dari Curup, Kabupaten Rejang Lebong itu berharap hutan habitat bunga rafflesia tidak dirusak. Apabila hutan sebagai habitat bunga rafflesia hancur bukan tidak mungkin bunga kebanggaan masyarakat Bengkulu ini akan punah.

Holidin berharap, pemerintah peduli terhadap bunga rafflesia dengan lebih serius melindungi hutan. " Kami telah berbuat untuk melestarikan bunga rafflesia. Kami berharap pemerintah serius mengelola hutan agar tidak dirambah masyarakat," ujarnya.

TPPL telah 10 tahun terakhir menangkarkan bunga rafflesia di lahan milik sendiri seluas tiga hektar. Sudah 200-an pohon berhasil mereka tangkarkan dan 23 di antaranya mekar sempurna.

Selain bunga rafflesia, TPPL juga menanam bunga bangkai (Amorphophallus sp). Hingga kini sudah empat jenis bunga bangkai yang berhasil ditanam TPPL.