Ilmuwan NASA memanfaatkan Solar Dynamics Observatory (SDO) untuk mengambil gambar cahaya matahari paling ekstrim pada 24 Februari. Karena gambar SDO menggunakan definisi tinggi, ilmuwan mampu memperbesar penampakan Matahari itu sehingga memperoleh detil spesifik.
Kemungkinan untuk muncul gangguan di ruang angkasa semakin besar mengingat Matahari mulai masuk ke masa paling aktif siklus Matahari yang berlangsung 11-12 tahun sekali. Siklus Matahari maksimum terakhir terjadi pada 2001.
Bumi tentu pada akhirnya akan merasakan dampak dari ledakan Matahari. Apalagi setiap ledakan plasma akan mengirim energi elektronik 580 mil per detik. Badai Matahari akan menciptakan aurora spektakuler dan mengganggu komunikasi radio.
Percikan Matahari pertama kali dikenali oleh astronom asal Inggris, Richard Carrington pada 1859. Selanjutnya, selama beberapa dekade dilakukan penelitian soal badai Matahari.
0 komentar:
Posting Komentar