Selasa 7
Juli 2015 di ruang pertemuan lantai 7, Gedung Widya Graha – LIPI dilaksanakan
kegiatan expert workshop dengan tema ‘Mega Urban Disaster
Response-The Role of Self Organization in The Aftermath’. Expert
workshop yang difasilitatori oleh Pusat Penelitian Kependudukan – LIPI ini
bertujuan untuk melihat solusi stategis dalam meningkatkan kewaspadaan
masyarakat terhadap bencana lingkungan di mega urban yang berfokus pada
pengorganisasian swadaya antar komunitas terpapar bencana. Melalui kerjasama University
of Cologne (Jerman) dan Universitas Gajah Mada (Yogyakarta) dengan LIPI
diharapkan dapat dilakukan riset/kajian untuk menyiasati tantangan yang
dihadapi dalam penanggulangan dan peningkatan respons masyarakat terhadap
risiko bencana di wilayah mega urban, (yaitu) DKI Jakarta.
Kegiatan ini
dibuka secara resmi oleh Dr. Herry Yogaswara selaku Kepala Bidang Pengelolaan
dan Diseminasi Hasil Penelitian, Puslit Kependudukan – LIPI. Didalam
sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kerjasama yang terjalin dapat mendukung
penelitian terutama dikelompok peneliti kependudukan dan lingkungan. Kemudian
beliau juga menyampaikan bahwasanya mega urban di Indonesia, semestinya bukan
hanya DKI Jakarta saja yang perlu dilakukan pengkajian, namun juga kota besar
lain seperti Medan, Semarang, Banjarmasin, Makasar, dan kota besar lain di belahan
Indonesia.
Selanjutnya
Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri, Fakultas Geografi, UGM yaitu Dr. Dyah
Rahmawati Hizbaron didalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan expert
workshop ini dilakukan sebagai ajang sharing antar stakeholder atau
para pelaku PRB untuk mengkolaborasikan persepsi konsep kajian yang dihasilkan
dengan kejadian faktual yang ditemukan di lapangan. Menurut beliau hal tersebut
penting dilakukan agar kajian yang dilakukan mendapat hasil yang lebih
representatif sehingga mempermudah proses diseminasi ke multi pihak dalam
peningkatan upaya pengurangan risiko bencana di wilayah mega urban.
Pada sesi 1
ditayangkan hasil riset yang dilakukan Gerrit Peters peneliti geografi dari University
of Cologne mengenai respons masyarakat mega urban terhadap bencana. Gerrit
memaparkan latar belakang riset dimulai dari pemilihan DKI Jakarta sebagai
salah satu wilayah mega urban yang memiliki tingkat risiko tinggi di Indonesia.
Fenomena risiko bencana sosial hingga bencana alam dan lingkungan seperti konflik
sosial, kawasan kumuh miskin, kekerasan, ancaman teroris, kecelakaan lalu
lintas hingga kebakaran dan banjir menjadi tantangan pelik yang dihadapi oleh
para stakeholder dalam melihat respon masyarakat terhadap bencana. Pada
workshop ini Gerrit mengharapkan mendapat feedback opini atau persepsi stakeholder
sebagai data pendukung hasil riset yang telah didapatkan. Dimulai dari apa saja
spesifikasi tantangan yang dihadapi, bagaimana kapasitas masyarakat dalam
menanggapi bencana hingga bagaimana solusi strategis untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat. Melalui diskusi sesi 1 didapatkan kesimpulan bahwa
tantangan paling tinggi yang dihadapi masyarakat urban adalah perbedaan
persepsi masyarakat terhadap bencana yang dapat dikaitkan dengan pengaruh
faktor pendidikan, ekonomi, sosial, budaya hingga politk. Sedangkan kapasitas
masyarakat terhadap respon bencana dinilai cukup baik terutama untuk
penanggulangan bencana banjir karena sosialisi dan informasi melalui moda
televisi mudah didapatkan oleh masyarakat. Begitu pula dengan peningkatan
pengetahuan masyarakat dinilai sangat potensial karena sudah adanya upaya
pemerintah dan stakeholder terkait memberikan ruang belajar yang
fasilitatif dan terkoordinasi.
Pada sesi 2
dilanjutkan dengan penayangan hasil riset yang dilakukan Laksmi Rachmawati,dkk
dari Puslit Kependudukan – LIPI tentang persepsi risiko dan komunikasi risiko
banjir Jakarta. Laksmi menyampaikan bahwa riset ini bertujuan untuk membantu
masyarakat dalam mengambil keputusan apa yang harus dilakukan jika terjadi
bencana berdasarkan sosial demografi, pengalaman dan media informasi. Melalui
riset ini disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi masyarakat terhadap
bencana dari tahun ke tahun dan komunikasi risiko mempengaruhi nilai potensial
masyarakat dalam pengambilan keputusan saat terjadi bencana.
Expert workshop ditutup secara resmi oleh Gerrit Peters dari University of Cologne yang didalam penuturan penutupnya disampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama, kontribusi dan partisipasi aktif dari perwakilan lembaga diantaranya LIPI, UGM, BPBD Propinsi DKI Jakarta, Jakarta Rescue, Simeru Riset Institute, Dompet Dhuafa dan Mercy Corps. Diakhir sesi seluruh peserta expert workshop melakukan foto bersama.
Ditulis Oleh : Ranthi Bariel Putri
(Pengelola Informasi UPT Loka Pengembangan Kompetensi SDM Oseanografi Pulau Pari - LIPI)
0 komentar:
Posting Komentar