LEBAK - Populasi burung hantu (spesies elang) di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, diduga sudah punah. Karena selama kurun tiga tahun terakhir, burung hantu tidak ditemukan lagi di pohon-pohon besar.
"Kami tidak mendengar lagi suara merdu burung hantu di malam hari karena populasinya sudah punah," kata Sahrul Sabar, warga Judan Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin (14/3).
Sahrul mengatakan burung hantu di Rangkasbitung punah akibat kerusakan hutan yang menjadi habitatnya.
Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora) dan merupakan hewan malam (nokturnal). "Dengan menghilangnya burung hantu itu, tentu kita merugi karena tanaman padi petani sering diserang hama tikus. Tikur adalah salah satu makanan burung hantu," ujar Sahrul seorang pencinta burung hantu.
Pada 1980-1990-an, Sahrul mengatakan suara merdu burung hantu di Rangkasbitung masih ditemukan. Namun, suara burung hantu telah menghilang dalam beberapa tahun terakhir.
Burung hantu di tengah masyarakat masih dianggap sebagai pembawa tanda buruk. Suaranya sebagai pertanda akan terjadi musibah bencana alam atau kematian.
Nana (45), warga Kongsen Rangkasbitung, menyatakan sekitar tahun 1970-an di Kota Rangkasbitung hampir setiap malam suara burung hantu saling bersahutan mulai pukul 21.00 sampai 04.00 WIB. "Jika burung itu bersuara, maka suasana kampung sepi dan merasa ketakutan pertanda akan terjadi bencana," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar